Pectus excavatum, sebuah istilah medis yang mungkin kurang familiar di telinga orang yang tidak berlatarbelakang pendidikan kesehatan. Pernahkah anda melihat seseorang dengan bentuk dadanya yang tampak cekung ?
Nah itulah yang namanya pectus excavatum yang dalam dunia medis merupakan kelainan bentuk tulang dada atau funnel chest.
Kendati tampak sederhana saja dan tidak selalu menimbulkan gejala fisik pada semua orang, pectus excavatum ini bisa jadi berdampak dari segi fisik dan psikologis penderitanya.
Dari segi psikologis, penderita merasa kurang percaya diri ketika ada orang lain yang melihat bentuk dadanya. Dari segi fisik, kelainan dada ini akan menyebabkan gangguan pernapasan dan fungsi jantung akibat ruang gerak paru-paru atau jantung yang terbatas.
Mengenal pectus excavatum
Kelainan dada yang satu ini muncul akibat adanya pertumbuhan tulang dada yang mengarah atau melengkung ke arah bagian dalam.
Secara anatomi, kelainan ini terjadi karena pertumbuhan tidak normal pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk ke sternum.
Tulang rawan tersebut tumbuhnya secara berlebihan sehingga menarik sternum ke arah belakang sehingga terbentuklah cekungan pada dinding dada.
Kondisi seperti ini termasuk kelainan kongenital atau bawaaan sejak lahir. Namun ada kalanya juga, cekungan dada itu ba terlihat jelas saat masa pertumbuhan (masa anak-anak atau remaja).
Saat masa pertumbuhan ini, tulang dan jaringan tubuh manusia berkembang lebih cepat sehingga pectus excavatum terbentuk dan terlihat menonjol.
Prevalensi
Dalam dunia medis, pectus excavatum termasuk kondisi yang jarang terjadi tetapi bukan juga hal langka. Diperkirakan 1 dari 400 kelahiran mengalami kelainan bentuk dada ini dan itu biasanya terjadi pada jenis kelamin laki-laki.
Penyebab pectus excavatum
Saat ini belum diketahui pasti sumber penyebab tulang dada yang melekung itu namun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa faktor genetiklah punya andil masalah itu muncul. Jadi, jika ada anggota keluarga yang punya kelainan bentuk dada maka anggota keluarganya akan punya hal serupa.
Faktor-faktor resiko
Beberapa kondisi yang berkaitan dengan pectus excavatum meliputi :
- Riwayat keluarga
- Sindrom marfan
- Sindrom fhlres danlos
- Sindrom noonan
- Skoliosis
- Osteogenesis imperfecta
Enam kondisi tersebut membuat tulang rawan berkembang tidak normal sehingga tulang dada terdorong ke dalam. itulah mengapa pectus excavatum sering muncul bersama kelainan struktur tubuh lainnya khususnya kelainan tulang belakang.
Pada sebagian penderita, pectus excavatum juga bisa muncul sebagai bagian dari gangguan genetik yang mempengaruhi elastisitas jaringan, kekuatan tulang dan kekuatan jaringan penyangga tubuh.
Gejala pectus excavatum
Gejala ini sangat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Pada sebagian penderita, gejala hanya berupa perubahan estetika pada bentuk tampilan dada. Namun pada kasus yang berat akan menjadi sumber masalah kesehatan serius yang wajib ditangani.
Gejala fisik
- Bentuk dada cekung ke dalam
- Nyeri dada
- Sesak napas terutama saat beraktivitas
- Mudah lelah
- Jantung berdebar
- Stamina menurun
- Napas pendek saat beraktivits
- Mudah kena infeksi saluran pernapasan
Pada remaja atau dewasa yang mengalami pectus excavatum berat, cekungan dapat menjadi lebih dalam sejalan usia kita bertambah. Saat itu keluhan dan stamina tubuh akan terlihat jelas sebagaimana kita melihat sesuatu saat siang hari.
Dampak psikologis
- Tak kalah penting, beberapa dampak psikologis dari dada cekung yaitu
- Rasa malu atau minder
- Gangguan kepercayaan diri
- Enggan ikut kegiatan sosial apalagi jika harus buka baju semisal berenang.
Diagnosis dokter
Dalam tahap pemeriksaan awal, biasanya diagnosis dokter lewat pemeriksaan fisik secara langsung. Bentuk dada yang cekung mudah terlihat sehingga diagnosis awal relatif mudah.
Namun untuk menilai tingkat keparahannya dan dampaknya pada organ dalam, dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti :
- Rontgen dada
- CT-Scan
- EKG
- Ekokardiografi
- Tes fungsi paru-paru
- Tes olahraga
Dokter akan menghitung indeks keparahan yang diistilahkan haller index. Semakin tinggi angka indeksnya maka semakin parah pectus excavatum yang membuka ruang untuk melakukan operasi.
Komplikasi pectus excavatum
Pada kasus berat gangguan kesehatan ini harus benar-benar ditangani serius, bila tidak akan muncul komplikasi, seperti:
- Penurunan fungsi paru-paru
- Gangguan fungsi jantung
- Postur tubuh tidak seimbang
- Resiko skoliosis lebih tinggi
Mengobati dada cekung
Untuk mengobati dada yang berbentuk cekung sangat tergantung kondisi dan gejala yang muncul. Ada dua cara yang biasa lakukan yaitu secara terapi non operatif dan operasi.
a. Non operatif
Langkah untuk mengobati lewat jalur non operasi diperuntukaan bagi gejala ringan yang mencakup :
- Latihan pernapasan secara rutin
- Latihan peregangan dan postur tubuh
- Latihan memperkuat otot dada dan punggung
- Fisioterapi
Empat latihan ini bertujuan memperbaiki postur dan membantu paru-paru pasien bisa bekerja dengan efektif.
b. Operasi
Pada kasus yang berat, tindakan untuk melakukan operasi menjadi pilihan para dokter. Ada dua metode yang paling populer digunakan yaitu
a. Metode Nuss (teknik invasif minimal)
- Memasang penyangga logam di bawah tulang dada
- Mendorong tulang dada keluar
- Penyangga dibiarkan 2-3 tahun sebelum di lepas kembali
b. Metode ravitch (teknik operasi terbuka)
- Mengangkat tulang rawan yang tumbuhnya tidak normal
- Memposisikan ulang sternum secara langsung
Kedua metode ini efektif dan pemilihan teknik tergantung pada usia, tingkat keparahan dan kondisi anatomi tubuh pasien itu sendiri.
Bisakah pectus excavatum dicegah?
Karena sebagian besar kasuspectus ini disebabkan dari faktor genetik yang tak bisa dicegah sama sekali. Namun penanganan dini dan latihan yang rutin akan bisa membantu memperlambat progresivitas.
Kesimpulan
Pectus excavatum merupakan kelainan struktur dada yang membuat tulang dada masuk ke dalam. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan pernapasan, fungsi jantung dan kepercayaan diri. Penanganan pectus excavatum bervariasi mulai dari latihan fisik hingga tindakan operasi tergantung tingkat keparahannya.
Jika anda atau keluarga memiliki gejala gangguan kesehatan seperti ini, saya sarankan segera berkonsultasi ke dokter ahli guna pemeriksaan lebih lanjut.



