Bahan-bahan organik sangat mudah dijumpai di banyak tempat terutama sekali di lokasi pasar tradisional, di lahan pertanian atau di dalam rumah kita sendiri.
Dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, bahan organik ini biasanya suka bercampur dengan bahan non organik semisal sampah plastik. Ini menyebabkan material alami itu belum dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat pupuk organik.
Petugas sampah mengangkut limbah organik ke TPA dari dua sumber: pasar dan rumah tangga. Limbah organik dari pasar terutama berupa sisa-sisa sayuran.
Ini sejalan dengan informasi yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menunjukkan bahwa sampah organik menyumbang 60% limbah pasar.
Sayangnya, karena ketidaktahuan, material alami di lokasi TPA malah dibakar daripada diproses untuk menjadi pupuk organik yang dapat dijual.
Dalam teknik budidaya tanaman organik, kebutuhan akan pupuk organik menjadi suatu kewajiban utama. Sebabnya selain tidak merusak lingkungan juga menghasilkan produk organik yang aman buat kesehatan manusia.
Tipe Bahan Organik
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahan organik adalah bahan baku utama untuk pembuatan pupuk organik. Karena sifatnya yang mudah hancur, bahan-bahan ini sangat cocok untuk digunakan sebagai pupuk tanaman dan sangat ramah lingkungan.
Biar lebih jelas berikut ini daftar material alami yang cocok sebagai bahan baku membuat pupuk organik.
1. Bahan Alami
Bahan ini banyak dihasilkan dari dapur yang ada di rumah kita sendiri seperti Sisa-sisa masakan, kulit bawang, cangkang telur, kulit buah dan sayuran yang berwarna kuning, serta batang dan batang sayuran lainnya.
Untuk membuat pupuk kompos, Anda dapat mencampur bahan hijau ini dengan bahan kering. Ini juga merupakan cara lain untuk menggunakan bahan hijau asal rumah tangga.
Caranya kita rendam kulit bawang itu buat menghasilkan pestisida nabati. Bisa juga membuat pupuk cair dari olahan kulit pisang yang dikombinasikan air cucian beras.
2. Sisa Makanan Hewan
Jangan sia-siakan kotoran hewan peliharaan di rumah Anda, seperti ayam, kelinci, kambing, atau sapi. Kotoran hewan telah digunakan secara luas untuk meningkatkan unsur hara tanaman. Untuk menggunakan bahan ini, pastikan kotoran hewan sudah kering dan menyerupai tanah.
Tidak disarankan untuk menggunakan sisa kotoran hewan yang masih segar karena baunya dan suhunya yang tinggi. Tanaman Anda tidak akan dapat bertahan hidup di sisa kotoran hewan dan kemungkinan besar akan mati.
3. Daun-daun kering
Saat proses pengomposan, daun kering dipakai sebagai salah satu sumber menghasilkan enzim karbon. Daun kering yang ada di halaman atau di jalan dapat digunakan sebagai bahan organik, terutama untuk membuat pupuk kompos.
Daun kering yang ideal untuk digunakan sebagai material alami adalah yang berukuran kecil. Anda mungkin lebih suka memotong atau menyobeknya terlebih dahulu. Organisme pengurai memanfaatkan pemotongan ini untuk mempercepat proses pengomposan.
4. Bone Food
Fakta empirik bahwa tulang ikan, tulang ayam, atau jenis binatang lainnya sangat baik untuk tanaman. Tulang itu sendiri akan memberikan tanaman hara seperti fosfor dan kalsium. Anda dapat memanggang tulang hingga kering kemudian menghaluskannya dengan grinder hingga menjadi tepung untuk mendapatkan bonemeal.
Bonemeal biasanya diberikan saat tanaman mengalami fase pembungaan dan pembuahan, dan juga sering digunakan sebagai campuran media tanam.
5. Emulsion ikan
Untuk membuat pupuk organik cair (POC), sisa ikan yang masih segar, seperti kepala, isi perut, atau tulangnya, masyarakat juga dapat menggunakannya. Anda hanya perlu menghaluskannya kemudian menambahkan EM4, molase, dan air kelapa. Setelah itu, POC difermentasi selama tiga minggu hingga siap digunakan.
Sebagai hasil dari pemanfaatan fishemulsion atau POC ini, yang kaya akan unsur NPK, dapat menggantikan pupuk kimia NPK di pasar.
Metode untuk mengompos bahan organik
Untuk pengomposan bahan organik, para ahli biasanya menggunakan metode berikut.
1. Biosfer
Metode biopori membenamkan material organik dalam tanah. Untuk melakukannya, ambil pipa paralon berdiameter 10 cm dan buat lubang kecil di dalamnya. Kemudian letakkan pipa di atas tanah sedalam 1 meter. Selanjutnya, masukkan bahan organik ke dalam pipa dan tutup rapat.
2. Kompor drum
Jika lahannya kecil, metode kedua ini cocok untuk pengomposan material alami. Gunakan drum sebagai wadah untuk sirkulasi udara dan tempatkan di lokasi yang tidak kena air hujan dan panas secara langsung.
3. Kandang Komposter atau Gerabah
Oleh sebab sifatnya yang bisa menghasilkan oksigen lewat sirkulasi udara maka wadah gerabah dengan bahan baku tanah merupakan tempat yang bagus guna proses pembuatan pupuk kompos. Ini memungkinkan proses pengomposan material alami lebih cepat.
4. Set Takakura
Di kota Surabaya, Toji Takakura memperkenalkan ke publik metode keempat ini. Bahannya cukup sederhana, yaitu keranjang cucian bekas yang bagian dalamnnya dilapisi kardus bekas.
5. Vermicompost adalah
Vermicompost ialah teknik pengomposan dengan memakai cacing tanah guna menguraikan material alami. Karena sisa ekskresi cacing memiliki kandungan hara paling tinggi, petani sering menambahkan vermicompost ke tanaman mereka.
Itulah beberapa material alami yang dapat Anda gunakan di rumah, serta cara mengolahnya menjadi pupuk organik. Selamat mencoba!